Skip to Content
Loading
SDN Baujeng 1
SDN Baujeng 1
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Membuka Jendela Masa Depan: Siswa Kelas 6 SDN Baujeng I Menjelajahi Dunia Koding dan Kecerdasan Artifisial

 

Membuka Jendela Masa Depan: Siswa Kelas 6 SDN Baujeng I Menjelajahi Dunia Koding dan Kecerdasan Artifisial

Suasana terasa berbeda di ruang kelas 6 SDN Baujeng I hari itu. Bukan sekadar rutinitas belajar dari buku teks, melainkan sebuah petualangan intelektual yang dipandu oleh Bapak MOH. ARIFUDDIN HABIB, S.Pd. Melalui sebuah sesi Real Teaching (Pembelajaran Nyata), para siswa diajak untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta, dengan menyelami dunia Berpikir Komputasional (Computational Thinking) melalui pengenalan koding dan Kecerdasan Artifisial (AI).

Di tengah antusiasme dan rasa penasaran yang terpancar dari mata para siswa, Pak Arifuddin dengan sabar membuka gerbang menuju pemahaman baru, sebuah fondasi keterampilan yang esensial untuk masa depan.




Mengapa Koding dan AI? Membangun Cara Berpikir Baru

Sesi ini tidak hanya bertujuan mengajarkan cara membuat program, tetapi lebih dalam dari itu, yakni untuk membangun fondasi Berpikir Komputasional.

Teori di Balik Praktik

  • Berpikir Komputasional pada dasarnya bukanlah berpikir seperti komputer, melainkan cara berpikir seperti seorang insinyur atau detektif dalam memecahkan masalah. Ini adalah seperangkat metode yang melibatkan dekomposisi (memecah masalah besar menjadi bagian-bagian kecil), pengenalan pola (mencari kesamaan), abstraksi (fokus pada informasi penting dan mengabaikan detail yang tidak relevan), dan desain algoritma (merancang langkah-langkah solusi).

  • Pembelajaran Koding diperkenalkan sebagai "bahasa" untuk berkomunikasi dengan komputer. Ini adalah alat untuk mewujudkan solusi yang telah dirancang melalui berpikir komputasional. Bagi siswa, koding menjadi kanvas digital di mana mereka bisa melatih logika, kreativitas, dan ketekunan.

  • Kecerdasan Artifisial (AI) dijelaskan dengan cara yang sederhana dan humanis: sebagai sebuah cara untuk "mengajari" mesin atau komputer agar bisa belajar dari data dan membuat keputusan, layaknya manusia. Pengenalan ini bertujuan untuk demistifikasi AI, mengubahnya dari konsep yang menakutkan menjadi alat bantu yang bisa diciptakan.

Tujuan Pembelajaran yang Holistik

Tujuan utama dari sesi Real Teaching yang digagas oleh Pak Arifuddin bukanlah untuk mencetak programmer andal dalam sehari, melainkan:

  1. Mengajak Siswa Memecahkan Masalah: Melatih siswa untuk menghadapi masalah yang kompleks dengan cara yang terstruktur dan sistematis.

  2. Membangun Pola Pikir Logis dan Kreatif: Menunjukkan bahwa logika dan kreativitas dapat berjalan beriringan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

  3. Meningkatkan Kepercayaan Diri: Memberikan siswa pengalaman langsung bahwa mereka mampu memahami dan bahkan mengendalikan teknologi.

  4. Menumbuhkan Minat pada Sains dan Teknologi: Membuka wawasan tentang profesi masa depan dan menunjukkan bahwa bidang teknologi adalah dunia yang menarik untuk dijelajahi.


Dampak Nyata di Ruang Kelas dan Hati Siswa

Sesi pembelajaran ini memberikan dampak yang langsung terasa dan diharapkan akan terus bertumbuh dalam jangka panjang.

Dampak Jangka Pendek

Siswa tidak lagi memandang gawai atau komputer sebagai kotak ajaib yang pasif. Mereka mulai melihatnya sebagai alat yang bisa mereka perintah dan kreasikan. Momen ketika kode pertama mereka berhasil dijalankan atau ketika mereka memahami cara kerja sebuah sistem sederhana AI, memunculkan rasa pencapaian (sense of accomplishment) yang luar biasa. Ruang kelas dipenuhi dengan diskusi, coba-gagal-coba lagi, dan kolaborasi—sebuah ekosistem belajar yang sangat hidup.

Dampak Jangka Panjang

Lebih dari sekadar pengetahuan teknis, dampak terbesar dari pembelajaran ini adalah pada cara berpikir siswa.

  • Keterampilan Lintas Disiplin: Kemampuan memecahkan masalah secara terstruktur dapat mereka terapkan dalam pelajaran matematika, IPA, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.

  • Ketangguhan dan Ketekunan: Dunia koding mengajarkan bahwa kegagalan (error/bug) adalah bagian dari proses belajar, bukan akhir dari segalanya. Ini membangun mental yang kuat dan tidak mudah menyerah.

  • Persiapan untuk Masa Depan: Siswa SDN Baujeng I kini memiliki satu langkah lebih maju. Mereka dibekali dengan pemahaman dasar tentang bahasa yang akan mendominasi dunia kerja di masa depan.

Pada akhirnya, apa yang dilakukan oleh Bapak Moh. Arifuddin Habib adalah sebuah investasi. Investasi untuk generasi yang tidak gagap teknologi, melainkan generasi yang mampu berdialog, berkreasi, dan berinovasi bersamanya. Sebuah langkah kecil di ruang kelas 6 SDN Baujeng I, untuk lompatan besar di masa depan Indonesia.


Saksikan keseruan dan proses pembelajaran nyata di kelas melalui tautan video berikut:


Tonton Videonya di YouTube

Berbagi

Postingan Terkait

Posting Komentar

Konfirmasi Penutupan

Apakah anda yakin ingin menutup pemutaran video ini?